Skema penipuan besar-besaran senilai $50 juta telah mengguncang komunitas kripto. Sejumlah trader menjadi korban setelah tergiur tawaran alokasi token dengan diskon besar melalui Telegram. Investigasi terbaru mengaitkan penipuan ini dengan pelaku asal India, serta dugaan keterlibatan tokoh kripto ternama.
Modus Penipuan: Diskon Token dan Nama Besar
Penipuan ini dimulai dengan tawaran OTC (over-the-counter) yang terlihat kredibel, menyasar token populer seperti SUI, NEAR, SEI, dan Apto. Tawaran ini didistribusikan lewat grup Telegram tertutup dan didukung oleh tokoh-tokoh kripto yang dihormati, termasuk investor dan whale ternama. Para korban dijanjikan diskon hingga 50% pada token-token yang sedang tren.
Skema Ponzi yang Terstruktur
Selama November 2024 hingga Januari 2025, proyek ini terlihat berjalan lancar. Namun seiring waktu, skema Ponzi mulai terbentuk, di mana pembayaran investor lama berasal dari uang investor baru. Pada Mei 2025, tanda-tanda kecurangan mulai muncul, namun banyak yang mengabaikannya karena masih mendapatkan keuntungan. Pada Juni 2025, skema ini runtuh total ketika distribusi token dihentikan dan para agen menghilang.
Identitas Pelaku Terungkap
Pada 19 Juni, Aza Ventures—salah satu perantara utama—mengumumkan bahwa mereka telah menjadi korban. Mereka mengungkap pelaku yang disebut sebagai "Source 1", warga negara India, namun tidak menyebutkan nama demi upaya pengembalian dana.
Namun demikian, analis blockchain seperti Altcoin Alpha dan Crypto Sleith mengklaim bahwa Ravindra Kumar, pendiri Self Chain, adalah pelaku utama di balik skema ini. Ravindra sendiri membantah keterlibatan dan berjanji akan memberikan klarifikasi, namun hingga kini belum ada pembaruan resmi darinya.
Post a Comment